1. Jepang mempunyai sangat banyak Homophone (huruf sebunyi)
Tidak seperti bahasa Inggris dimana sangat banyak suara yang bisa kita lakukan, suara yang dapat kita lakukan dalam bahasa Jepang sangat terbatas, bahasa Jepang tidak dapat berakhir dengan huruf konsonan selain huruf N, ini membuat bahasa Jepang sangat kaku dan sangat terbatas suara yang dapat kita sebut, begitu juga suku kata yang dapat dibuat. Sehingga sangat banyak homophone (huruf sebunyi) dalam bahasa Jepang.
Contoh 1
- KUMO (awan) 雲
- KUMO (labah-labah) 蜘蛛
Contoh 2
- HANA (bunga) 花
- HANA (hidung) 鼻
2. Bahasa Jepang tidak menggunakan Spasi
Bahasa Jepang tidak menggunakan spasi, hal itulah yang membuat penggunaan Kanji sangat diperlukan, jadi apabila kita menuliskan salah satu kalimat Jepang dalam huruf latin, kita akan kesulitan membacanya.
watashiwakumowomita, sangat sulit membacanya bukan, bahkan apabila bahasa Jepang mengadopsi penggunaan spasi, kalimat tersebut akan menjadi watashi wa kumo wo mita. Kita akan bertanya Kumo mana yang dimaksud, apakah Kumo (awan) atau Kumo (labah-labah). Jadi kalimat tersebut dapat mempunyai 2 arti jika ditulis dalam huruf latin. Saya telah melihat Laba-laba atau Saya telah melihat awan.
3. Kanji membuat kalimat bahasa Jepang lebih cepat dan mudah untuk dibaca
Huruf kanji pada dasarnya adalah gambar. Jadi jika kita sudah mengingat salah satu huruf Kanji, saat membaca kalimat bahasa Jepang kita tidak perlu mengejanya lagi.
Itulah alasan mengapa Kanji masih digunakan dalam bahasa Jepang, jadi bagi kalian yang sedang mempelajari bahasa Jepang, tidak ada yang sulit, jika kalian tertarik mempelajarinya. Sebaliknya jika kalian menganggapnya sulit, silahkan pastikan kembali apakah anda benar-benar tertarik mempelajari bahasa Jepang.
No comments:
Post a Comment